ISIF Cirebon – Siti Robiah, Mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) berhasil meraih beasiswa liputan keberagaman pers mahasiswa Jawa Barat dari Serikat Jurnalistik Indonesia (SEJUK), pada 20 Juni 2024, lalu.
Perempuan yang juga menjabat sebagai Ketua DEMA ISIF itu menjadi satu dari delapan peraih beasiswa liputan keberagaman pers mahasiswa dari berbagai universitas di Jawa Barat seperti: UPI, UIN Bandung, UI, UNPAS, UI dan UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon.
Adapun judul proposal beasiswa liputan keberagaman Siti Robiah adalah tentang “Dalang Perempuan dalam Perayaan Seren Taun Sunda Wiwitan.” Selama masa liputannya, perempuan yang kerap disapa Obi itu diberikan beasiswa sebesar Rp. 3.000.000.
Untuk diketahui, sebelumnya Sejuk telah menggelar “Workshop Mengembangkan Ruang Aman Keberagaman Orang Muda Lewat Karya Jurnalistik Untuk Jurnalis Kampus di Jawa Barat”, pada 7-10 Juni 2024 di Bandung.
Obi bersama dua mahasantriwa SUPI ISIF, Dalpa Waliatul Maula dan Masum Alfikri menjadi mahasiswa dari puluhan perguruan tinggi di Jawa Barat yang terpilih untuk mengikuti workshop tersebut.
Selama workhsop mereka mendapatkan pelatihan dan pendalaman pengetahuan seputar jurnalistik. Terutama terkait pengetahuan jurnalisme keberagaman.
“Di sini saya mendapatkan banyak ilmu jurnalistik. Ini pengalaman dan pemahaman baru cara meliput dan mengutip narasumber ketika memberitakan kasus-kasus intoleransi dan diskriminasi,” kata Dalpa Waliatul Maula.
Setelah Dalpa, Obi dan Fikri mendapatkan materi terkait jurnalisme keberagaman, kemudian, mereka diajak oleh pihak Sejuk untuk melakukan liputan di lapangan.
Adapun tempat yang dijadikan sebagai tempat liputan di antaranya: Masjid Mubarak sekaligus markas Ahmadiyah Bandung, Gereja Kristen Indonesia Maulana Yusuf, komunitas Syiah yang berhimpun di Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI), organisasi disabilitas Bandung Independent Living Center (BILiC), dan Perkumpulan Puzzle Indonesia yang mengadvokasi HIV dan AIDS.
“Kunjungan ke komunitas-komunitas marginal di Bandung ini bertujuan untuk membangn perjumpaan atau dialog dengan yang berbeda sekaligus praktik memproduksi liputan keberagaman,” seperti dikutip dari website Sejuk.org.